20 Januari 2011

Blogger Indonesia Jadi Boneka Amerika

Setelah ditunggu cukup lama, WikiLeaks akhirnya merilis dokumen dari Kedubes AS di Jakarta.

Terungkap bahwa para blogger di Indonesia dimanfaatkan untuk kepentingan AS.

Hal ini terungkap dalam sebuah kawat pada 12 Februari 2010 silam dari Kedubes AS Jakarta, kepada pejabat Kemlu AS bernama Jared Cohen.

Seperti diberitakan Guardian, Rabu (19/1/2011), kawat itu mengungkap strategi AS untuk memanfaatkan social media di Indonesia untuk kepentingan AS.

Strategi itu dinamakan Public Diplomacy 2.0. Artinya, internet dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyebar pengaruh AS dan mengamankan kepentingan AS di negara tujuan.

Mereka memilih strategi ini karena pertumbuhan social media di Indonesia sangat cepat.

Kawat dengan kode referensi Jakarta 0065 ini adalah laporan kepada Kemlu AS, bahwa Kedubes AS Jakarta berhasil menjalankan Public Diplomacy 2.0.

"Kami secara unik memposisikan diri menggunakan perangkat tersebut untuk menghantarkan topik dan tema penting dalam mendukung kedatangan presiden Barack Obama," tulis kawat tersebut.

"Kedubes AS di Indonesia adalah yang terdepan dalam Public Diplomacy 2.0. Dengan lebih dari 50.000 fans (di akun Facebook Kedubes AS), paling banyak dari Kedubes AS lain di seluruh dunia, dengan menggunakan social media di Indonesia," demikian pernyataan mereka.

Lantas siapakah yang dibidik oleh AS? Rupanya para blogger digarap untuk menyebarkan pesan-pesan pemerintah AS.

"Melibatkan para blogger lokal untuk mempromosikan pesan-pesan dan informasi AS. Kami memposisikan diri dengan unik untuk menggunakan alat-alat ini untuk memperkuat tema-tema dan topik-topik kunci  untuk mendukung mendorong rencana kunjungan Presiden Obama," kata mereka.

Para blogger ini sudah dilibatkan dalam dua tahun terakhir.

"Selama dua tahun terakhir, terlibat secara positif dengan ribuan blogger paling berpengaruh di negara ini (Indonesia)," imbuh mereka.

Tidak hanya blogger, social media lain pun dimanfaatkan untuk media propaganda. Yang disebutkan mereka adalah Twitter, Facebook dan Youtube.

"Kedubes AS yang terdepan di Facebook dengan 50.000 fans, 300 video di channel YouTube milik kita sendiri dan hampir 1.000 follower di Twitter," demikian kawat diplomatik tersebut.

www.suaramedia.com

07 Januari 2011

Thamrin Amal Tomagola: Suku Dayak Terbiasa Seks Bebas

Pernyataan berbau rasialis dan sangat melecehkan dilontarkan oleh Thamrin Amal Tomagola yang juga merupakan sosiolog Universitas Indonesia, dalam keterangannya sebagai saksi ahli kasus video porno Ariel Peterpan. Thamrin Amal Tomagola, yang dalam berbagai acara tv sebagai narasumber selalu membela para pelaku seks bebas sebagai hal yang lumrah, kini rupanya tidak tanggung-tanggung mengengeluarkan pernyataannya: Masyarakat Dayak disebutnya sebagai masyarakat yang biasa melakukan seks bebas tanpa ikatan perkawinan.

Berikut adalah beritanya dari antaranews:

Keterangan Saksi Sidang Ariel Lukai Suku Dayak

Ketua Pimpinan Pusat Presidium Laskas Adat Dayak Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Rumsyah Bagan, menyesalkan keterangan Thamrin Amal Tomagola dalam sidang video porno dengan terdakwa Nazriel Irham alias Ariel Peterpan.

"Dalam kapasitasnya sebagai saksi ahli, Thamrim menyatakan kasus yang dialami Ariel merupakan hal yang biasa saja, sama seperti masyarakat Dayak yang biasa bersanggama tanpa ikatan perkawinan. Itu telah melukai hati seluruh masyarakat Dayak," kata Rumsyah Bagan di Muara Teweh, Jumat.

Thamrin Amal Tomagola selaku sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Depok memberikan keterangan ahli dalam  sidang video porno dengan terdakwa Nazriel Irham di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat pada Kamis (6/1).

Menurut Rumsyah, pernyataan Thamrin tersebut sangat tidak bisa ditolerir dan sangat rasis, selain telah melukai harkat dan martabat seluruh suku Dayak, pernyataan tersebut sama saja yang bersangkutan mengatakan bahwa masyarakat Dayak tidak beradab.

Pihaknya, kata dia, secara tegas menentang pernyataan tersebut dan meminta kepada Thamrin dalam waktu yang secepatnya mencabut keterangan itu, diiringi permintaan maaf kepada seluruh warga Kalimantan, khususnya suku Dayak.

"Pernyataan saksi ahli tersebut juga kami anggap dapat memecah belah persatuan dan kesatuan kita dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Rumsyah.

Pihaknya tidak mengerti apa dasar dari Thamrin sehingga bisa mengeluarkan pernyataan yang semestinya tidak keluar dari mulut seorang cendikiawan.

Selama ini suku Dayak selalu menjunjung tinggi moralitas dan adat istiadat yang sangat kental. Namun, menurut dia, dengan pernyataan tersebut semua hal itu menjadi tidak ada artinya.

"Thamrin sama saja menganggap warga Dayak memiliki perilaku tidak ada lebihnya seperti hewan," katanya .

Presidium Laskas Adat Dayak DAS Barito yang meliputi selain Kabupaten Barito Utara, juga kabupaten Murung Raya, Barito Selatan dan Barito Timur itu telah mengadakan koordinasi dengan semua elemen masyarakat Dayak baik yang ada di Pulau Kalimantan maupun di luar pulau.

"Bila memang diperlukan kita juga akan membawa masalah ini diselesaikan melalui jalur hukum," kata Rumsyah.

Ia menambahkan bahwa pihaknya juga tidak akan menutup kemungkinan akan turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasinya.

Salah seorang pengurus Majelis Adat Dayak wilayah Jakarta, Yakobus Kumis, ketika dihubungi menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan demo pada Sabtu (8/1) ke Kantor Kementerian Hukum dan HAM di Jakarta terkait pernyataan Thamrin Amal Tomagola dalam sidang vokalis kelompok musik Peterpan tersebut.

"Kami menggalang organisasi suku Dayak lainnya untuk membuat pernyataan agar dia meminta maaf dan di hukum adat," kata Yakobus.

ANTARA News