03 September 2012

Seksualitas Pada Kehamilan

PENDAHULUAN

Aktivitas seksual pada masa kehamilan, boleh atau tidaknya seringkali menjadi persoalan yang menghantui pasangan suami istri. Bahkan karena alasan takut, seringkali pasangan suami istri tidak melakukan hubungan seks selama kehamilan.

Pada dasarnya seks pada waktu hamil tidak akan menggangu janin, karena janin dilindungi oleh banyak barrier seperti kantong amnion, dinding yang tebal, dan lapisan mucus yang tebal yang mampu melawan infeksi.1,2

PERUBAHAN FISIOLOGIS SAAT HAMIL

Sebagian besar perubahan tubuh pada ibu bersifat temporer / sementara dan kebanyakan disebabkan oleh kerja hormon yang ada dalam tubuh. Perubahan-perubahan fisiologi pada sistem reproduksi tersebut antara lain :

Perubahan Pada Uterus
Perubahan anatomi yang sangat jelas pada anatomi maternal adalah pembesaran uterus untuk menyimpan janin yang sedang tumbuh. Uterus tumbuh dari ukuran yang kecil kemudian menjadi organ yang hampir padat menjadi dinding yang tebal dengan kantung muscular yang mengandung janin, plasenta dan air ketuban.

Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
  • Tidak hamil / normal: sebesar telur ayam (+30 g)
  • Kehamilan 8 minggu: telur bebek
  • Kehamilan 12 minggu: telur angsa
  • Kehamilan 16 minggu: pertengahan simfisispusat
  • Kehamilan 20 minggu: pinggir bawah pusat
  • Kehamilan 24 minggu: pinggir atas pusat
  • Kehamilan 28 minggu: sepertiga pusat-xyphoid
  • Kehamilan 32 minggu: pertengahan pusatxyphoid
  • 36-42 minggu: 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Perubahan Pada Serviks

Setelah tidak mengalami menstruasi, serviks akan menjadi lunak sebagai akibat meningkatnya suplai darah. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (tanda Hegar) warna menjadi livide/kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan. Serviks pada nulipara (wanita yang pernah mengalami kehamilan) terlihat bulat dan halus serta menonjol kearah vagina.

Proses kehamilan akan meregangkan serviks dan hampir selalu menyebabkan laserasi pada serviks, setelah persalinan bentuk serviks menjadi oval. Selama masa kehamilan konsistensi serviks berubah, sedangkan sebelum masa kehamilan teraba seperti ujung hidung, pada awal kehamilan teraba seperti ujung daun telinga dan pada keadaan akhir kehamilan teraba seperti bibir.

Perubahan payudara

Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.

Sistem respirasi, dimana kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%.

Sistem gastrointestinal

Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar/ perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).

Traktus urinarius

Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.

Kulit

Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea grisea), striae lividae pada perut.

SEKSUALITAS PADA MASA HAMIL
Kehamilan merupakan suatu waktu dimana terdapat banyak perubahan pada pasangan suami istri termasuk perubahan dalam hubungan seksual. Perubahan fisik dan psikologi dapat mempengaruhi kehidupan dan aktivitas seksual, sehingga komunikasi sangat memegang peranan penting. Terjadi perubahan-perubahan fisiologi, yang meliputi morning sickness, pembengkakan atau perubahan bentuk tubuh, yang dapat mengurangi hasrat seksualnya.6,7

Bagaimanapun, keletihan, mual, muntah dan nyeri payudara membuat ibu hamil bukan menjadi teman tidur yang ideal. Tetapi pada ibu yang mengalami trimester pertama yang nyaman, gairah seksual bisa kurang lebih sama. Dan sejumlah kecil ibu justru mengalami peningkatan.

Hal ini dapat terjadi karena perubahan hormonal diawal kehamilan membuat vulva membesar dan sangat peka atau meningginya kepekaan payudara terasa menyenangkan bagi mereka. Para ibu ini bisa mengalami orgasme atau orgasme ganda untuk pertama kalinya.1

Komunikasi selama kehamilan juga dapat mengalami perubahan. Setiap pasangan harus mengerti pasangannya. Jika wanita hamil merasa nyaman atau tidak nyaman dengan seks yang dilakukannya sebaiknya ia mengungkapkannya pada pasangannya. Jika perangsangan organ menimbulkan rasa tidak nyaman jangan dipaksakan untuk dilakukan. Tetapi jika ternyata menimbulkan rasa nyaman, rangsangan tersebut dapat dilanjutkan dan dinikmati.8

Hubungan seks pada trimester pertama
Sebagian wanita hamil pada trimester pertama biasanya mengalami penurunan gairah seksual. Pada keadaan seperti ini wanita hamil sangat merasa tidak nyaman. Hal ini berkaitan dengan keluhan yang sedang mereka alami seperti mual, muntah, lelah dan payudara yang sensitif. Dimana payudara yang tegang dimulai pada trimester ini dan akan berlanjut sepanjang kehamilan.

Beberapa wanita merasa tidak nyaman dengan rangsangan terhadap payudaranya karena terkadang terasa nyeri saat disentuh, sementara pada beberapa wanita yang lain justru mendapatkan kenikmatan tersendiri. 7,8,9

Selain itu meningkatnya frekuensi kencing juga merupakan keluhan yang sering terjadi, ini merupakan hal yang wajar. Pada beberapa wanita, berhubungan badan memperburuk kondisi tersebut. Jika mengalami hal tersebut, wanita tidak tertarik untuk berhubungan seks. Jika hal ini terjadi, maka selain koitus, pasangan juga dapat mencoba melakukan hal-hal lain seperti, bermesraan, berciuman, bersentuhan dan saling memijat.7,8,9

Beberapa pasangan biasanya juga merasa takut untuk berhubungan seksual pada saat ini karena mereka beranggapan dapat menyebabkan keguguran. Namun sebenarnya koitus atau aktivitas seksual lainnya tidak menyebabkan keguguran pada wanita yang sehat. Tapi jika sang wanita memiliki komplikasi pada kehamilan sebelumnya seperti keguguran berulang atau mengalami nyeri atau perdarahan maka sebaiknya pasangan dilarang untuk berhubungan seksual selama tiga bulan pertama kehamilan dan sebaiknya konsultasi ke dokter.7,9

Hubungan seks pada trimester kedua
Berbagai keluhan ketidaknyamanan yang dirasakan pada trimester pertama biasanya berhenti pada trimester kedua. Sebagian besar wanita mengalami pembaharuan energi dan peningkatan gairah seksual ketika rasa tidak nyaman tersebut berkurang. Selama trimester kedua ibu hamil mulai merasa nyaman dengan keadaannya.

Hal-hal yang terjadi pada trimester kedua antara lain vagina terasa lebih membengkak dan terjadi peningkatan lubrikasi vagina. Beberapa wanita hamil mengatakan bahwa mereka lebih mudah terangsang dan lebih responsif secara seksual pada periode ini.7,9

Master dan Johnson (2004) menemukan bahwa terdapat peningkatan gairah dan kenikmatan seksual pada trimester kedua yang diakibatkan oleh kongesti dari vaskularisasi panggul dan mungkin karena sudah berkurangnya keluhan hiperemesis gravidarum. Serupa dengan penelitian tersebut, Reamy (2004) juga menemukan bahwa gairah seksual akan meningkat pada trimester kedua, namun secara progresif menurun pada trimester satu dan tiga.6

Hubungan seks pada trimester ketiga
Libido dapat turun ketika kehamilan memasuki trimester ketiga, karena rasa nyaman yang mulai berkurang. Pegal di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali merasa mual adalah beberapa penyebab yang dapat 'disalahkan' atau menjadi alasan menurunnya minat seksual.10

Beberapa pasangan khawatir dalam melakukan aktivitas seksual karena pada saat orgasme kadang-kadang wanita hamil dapat merasakan kontraksi pada uterusnya dan pergerakan janin menjadi sangat kuat, namun sebenarnya bila tidak ada indikasi medis, kontraksi ini normal dan tidak berbahaya. Namun menjelang hari persalinan pasangan sebaiknya mengurangi aktivitas seksual bila ada masalah kelelahan pada wanita hamil. Karena bagi beberapa atau sebagian kecil wanita hamil, aktivitas ringan pun dapat sangat melelahkan.

Hubungan seksual yang pantang dan yang tidak boleh dilakukan10,11
Ada beberapa hal yang pantang dan tidak boleh dilakukan dalam hubungan seks di masa kehamilan seperti :
(1) Meniup udara ke dalam vagina pada saat melakukan oral seks. Udara yang ditiupkan dapat menyebabkan terjadinya emboli udara yang berbahaya buat ibu dan si jabang bayi;
(2) Melakukan hubungan seks dengan pasangan yang memiliki penyakit menular seksual seperti herpes, bakterial, kutil genital ataupun positif HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit seperti ini dapat berakibat fatal untuk janin;
(3) Selain itu, sebaiknya hubungan seks tidak dilakukan pada kehamilan risiko tinggi seperti riwayat keguguran, riwayat prematur (lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu) atau gejala yang menunjukkan terjadinya kelahiran premature seperti kontraksi uterus, pendarahan dalam vagin, cairan amnion (cairan yang melindungi bayi dari trauma) yang kurang, plasenta previa (kondisi dimana plasenta menutup serviks/jalan lahir), serviks yang lemah dan dilatasi prematur dan kehamilan kembar.

Posisi dan variasi hubungan seks yang aman pada saat kehamilan.
Terdapat tiga bentuk posisi hubungan seksual ideal untuk mencapai orgasme, namun bagi wanita hubungan seksual harus berlangsung baik dan tidak ada paksaan. Tiga posisi koitus yang mempunyai arti klinik, yaitu:

A. Posisi koitus wanita di bawah.13,15
Posisi ini yang paling umum dilakukan, tekniknya aman dan posisi yang menyenangkan sehingga inilah yang dianggap posisi normal.

Posisi ini mempunyai variasi, antara lain:
(1) Wanita telentang dengan paha terbuka dan lutut ditekuk. Pria berada di atasnya dengan menahan pada siku dan lutut;
(2) Pria menahan tubuhnya dengan lengan lurus, sedangkan wanita berada dalam posisi telentang dengan paha terbuka;
(3) Wanita meluruskan tungkainya dengan paha terbuka, sementara pria meletakkan tungkainya di atas tungkai wanita;
(4) Letakkan bantal di bawah bokong wanit, lalu tungkai atas dan lutut ditekuk melingkari tubuh pria;
(5) Wanita telentang di tepi tempat tidur, sementara pria berada di antara kedua pahanya, dengan sikap berlutut;
(6) Kedua paha pria terletak di luar paha wanita dengan tungkai atas dan lutut ditekuk.

Keuntungan:
(1) Posisi ini sangat baik untuk pasangan yang menginginkan anak;
(2) Aktivitas seksual didominasi pria karena wanita tertekan di bawah;
(3) Penis mudah masuk ke dalam vagina;
(4) Hubungan seksual dapat disertai ciuman bibir sehingga terasa lebih intim dan mesra;
(5) Kepuasan wanita lebih sering tercapai.

Kekurangan:
Sementara itu kekurangan dari posisi ini antara lain (1) Posisi ini tidak dianjurkan bagi wanita hamil tua (trimester ketiga) karena sentuhan langsung berulang-ulang dapat menyebabkan iritasi serviks; (2) Gerakan wanita kurang bebas sehingga partisipasi aktifnya kurang; (3) Bagi beberapa wanita mungkin terasa kurang nyaman karena penis masuk terlalu dalam; (4) Pria lebih cepat mencapai orgasme daripada pasangannya; (5) Untuk pria yang menderita penyakit jantung posisi ini tidak baik.


B. Posisi koitus wanita duduk (wanita di atas, pria di bawah). 13,15
Paling banyak kedua yang dilakukan dalam hubungan seksual. Beberapa variasinya sebagai berikut:
(1) Pria telentang dengan lutut ditekuk. Wanita berada di atasnya dengan lutut ditekuk;
(2) Pria telentang dengan tungkai lurus;
(3) Wanita berada di atasnya dengan tungkai sedikit terbuka;
(4) Paha pria terbuka dengan lutut ditekuk. Paha wanita terletak di antara paha pria dengan lutut sebagai penahan;
(5) Kedua paha wanita berada di luar paha pria dengan lutut sebagai penahan.

Keuntungan:
(1) Wanita lebih bebas menggerakkan tubuhnya dan dapat menentukan posisi mana yang paling baik sehingga dapat menerima rangsangan yang efektif dari gesekan penis terhadap klitoris; (2) Kedalaman penis dapat diatur karena wanita yang memegang kendali;
(3) Pria dapat memperlambat terjadinya orgasme;
(4) Karena wanita yang aktif, maka posisi ini baik untuk pria yang gemuk atau yang menderita penyakit jantung;
(5) Sangat baik bila pihak wanita jauh lebih kecil daripada pasangannya.

Kekurangan:
(1) Ditinjau dari sudut konsepsi, posisi ini kurang bermanfaat, karena air mani lekas keluar dari vagina sehingga kurang baik untuk tujuan menghasilkan kehamilan;
(2) Gerakan pria yang terbatas mungkin dapat mengurangi gairah seksualnya dan karena pria kurang dapat mengontrol gerakan, maka penis mudah tergelincir ke luar.


C. Posisi koitus wanita dalam siku-lutut 12,13,15
Variasinya sebagai berikut:
(1) Wanita berbaring miring sambil menaikkan dan menekuk lututnya, pria menekan dari arah belakang;
(2) Pria mengangkat tungkai sehingga pahanya berada di atas paha wanita dari arah belakang;
(3) Wanita berada dalam posisi berlutut, lalu badan dibungkukkan dan lengan berfungsi sebagai penahan;
(4) Pria menekan dari arah belakang;
(5) Wanita berbaring tertelungkup, pria berbaring tertelungkup pada punggungnya, dan menekan dari belakang.

Keuntungan:
(1) Dapat dilakukan pada kehamilan tua atau bila keduanya payah, usia tua, dan pada masa penyembuhan penyakit;
(2) Tekanan bokong wanita terhadap tubuh sering kali menambah rangsangan seksual pria;
(3) Tangan pria bebas memberikan rangsangan pada bagian tubuh wanita yang peka rangsangan seksual.

Posisi wanita berlutut, baik untuk menghasilkan pembuahan pada keadaan posisi uterus dengan kedudukan retrofleksio dan retroversio yang disertai keluhan infertilitas posisi ini sangat menguntungkan.

Posisi ini dianjurkan apabila koitus dirasakan nyeri oleh wanita akibat perlukaan perineum atau akibat episiotomi pada waktu persalinan, dan setelah operasi plastik pada vagina dan perineum.

Kekurangan:
(1) Keintiman dan kemesraan kurang terjadi;
(2) Klitoris tidak mengalami gesekan penis, sehingga bagi sebagian wanita kurang memberikan rangsangan seksual;
(3) Tidak menguntungkan kedua belah pihak karena rangsangan di tempat erotik tidak dapat berlangsung terus menerus sehingga orgasme wanita sulit tercapai.

KESIMPULAN

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan variasi posisi hubungan seksual ialah harus disepakati bersama untuk membina kehidupan seksual yang harmonis. Berarti kalau salah satu pihak tidak menghendaki suatu variasi karena tidak menyenangkan, sebaiknya pasangannya dapat memahami dan tidak memaksakan kehendaknya.12

Yang terpenting dari semua posisi seks sewaktu hamil tersebut adalah bahwa Anda perlu pastikan agar tidak memberikan tekanan atau beban pada perut ibu hamil. Jika tidak nyaman dengan berbagai posisi diatas, carilah aktivitas seksual lain yang memungkinkan, seperti oral seks ataupun masturbasi berpasangan.14
Oleh:
Dr. Franky Sumarlie, SpOG
SMF Obstetri & Ginekologi
BLU RS Dr.Murjani Sampit-Kalimantan Tengah

Referensi
1. Gimpaya A.V. Berhubungan sex selama kehamilan. [online] 2009 Mei 11. [cited 2008 Agustus 22]. Available from URL : http://panduankesehatan.blogspot.com/search/label/Ensiklopedia/20Seks
2. Emilia O. Good sex membantu siapkan persalinan. [online] 2009 Mei 11. [cited 2008 Agustus ]. Available from URL : http://klinik-sehat.com/category/seputarkewanitaan
3. Munandar R. Perubahan psikologis dan fisiologis kehamilan. [online] 2009 Mei 24. [cited 2008 September 13]. Available from : http://one.indoskripsi.com/
4. Harnawatiaj. Perubahan anatomi dan fisiologi wanita hamil. [online] 2009 Mei 24. [cited 2008 April
3. Available from : http://harnawatiaj.wordpres.com/2008/04/03/perubahan-anatomi-dan-fisiologiwanita- hamil/
5. Anymous. Perubahan fisik wanita hamil. [online] 2009 Mei 24. Available from : http://medicastore.com/
6. Uwapusitanon W, Choobun T. Sexuality and sexual activity in pregnancy. Thailand: J Med Assoc Thai 2004; 87(suppl 3); S45
7. Anymous. Intercourse during pregnancy. [online] 2009 Mei 11. Available from: URL: http://www.pregnancy.org/articles
8. Indrawan J. Jangan takut menikmati sex saat hamil. [online] 2009 Mei 11. [cited 2008 Juli 24]. Available from URL : http://www.tanyadokteranda.com/artikel/
9. University of Pittsburgh Medical Center. Sex during pregnancy. [online] 2009 Mei 11. [cited 2003]. Available from : http://www.upmc.com
10. Mariana L. Sex selama kehamilan. [online] 2009 Mei 11. [cited 2008 September 21]. Available from URL : http://dwilovaniez.blogspot.com/2008/12/Sex-selamakehamilan.html
11. American Academy Of Family Physiclans. Sex During Pregnancy. [online] 2009 Mei 11. [cited 2008]. Available from URL : http://www.familydoctor.org
12. Wiknjosastro H. Psikomatik dan seksologi. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin A.B, Rachimhadhi T, eds. Ilmu kandungan. Edisi 2, Cetakan III. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1999; 590/1
13. Pangkahila W. Posisi hubungan seksual. [online] 2009 Mei 11. [cited 2006 Januari 07]. Available from: http:// kompas.com
14. Suririnah. Posisi hubungan sex yang terbaik selama kehamilan. [online] 2009 Mei 11. [cited 2004 Nopember 04]. Available from: http://www.infoibu.com/.
15. Kompas. Posisi hubungan seksual yang terbaik . [online] 2009 Mei 11. [cited 2007 April 22]. Available from: http://arsip.info/0704.22.115127.html.

Tidak ada komentar: