Teh terbukti sangat efektif menurunkan berat badan, tapi manfaatnya akan hilang jika sudah dicampur susu dan menjadi teh tarik. Senyawa bermanfaat dalam teh akan diikat oleh protein susu, sehingga tidak mampu menghambat penyerapan lemak.
Khasiat teh untuk melangsingkan tubuh sudah banyak diketahui orang sehingga banyak yang memasukkannya dalam program diet. Teh hijau paling banyak mengandung epigallocatechin gallate, senyawa yang menghambat penyerapan lemak dan menurunkan kolesterol.
Selain teh hijau, hampir semua jenis teh mengandung 2 senyawa lain yang sama-sama berkhasiat menurunkan kolesterol dan mengurangi penyerapan lemak di usus. Keduanya adalah theaflavin dan thearubigin yang sudah terbukti mencegah obesitas yang dipicu oleh pola makan.
Penelitian terbaru yang dilakukan ilmuwan Jepang menunjukkan, kedua senyawa dalam teh tersebut mampu menjaga tubuh tetap langsing. Meski banyak makan makanan berlemak, penyerapannya di usus dihambat oleh senyawa tersebut sehingga tidak bikin gemuk.
Dr Hiroaki Yajima yang memimpin penelitian itu mengatakan, konsumsi teh secara rutin juga efektif menurunkan kadar kolesterol. Dampaknya, kesehatan jantung dan sistem peredaran darah lebih terjaga karena risiko penyumbatan pada pembuluh darah menjadi lebih kecil.
Namun penelitian itu juga mengungkap, penambahan susu ke dalam teh justru akan menetralisir manfaat tersebut. Dikutip dari Telegraph, Minggu (27/3/2011), protein yang terkandung dalam susu akan mengikat senyawa bekhasiat dalam teh sehingga tidak sanggup menghambat penyerapan lemak.
"Ketika berikatan dengan kompleks protein dalam susu, theaflavin dan thearubigin tidak bekerja. Artinya kita tidak akan mendapat manfaat apapun baik dari susu maupun teh," ungkap Dr Devajit Borthakur dari Tea Research Association mengomentari penelitian tersebut.
Campuran susu sering ditambahkan dalam teh untuk membuat beragam variasi penyajian teh, salah satunya teh tarik yang cukup populer di Asia Tenggara. Selain untuk mendapatkan citarasa yang unik, banyak yang menganggap kombinasi ini bisa memberikan manfaat teh dan susu sekaligus.
Para peneliti menyarankan, jika ingin mendapatkan manfaat teh yang dapat melangsingkan tubuh maka sebaiknya tidak diberi campuran apapun. Teh tawar lebih dianjurkan, karena penambahan gula hanya akan menambah ekstra kalori yang justru memicu kegemukan.
detikHealth
31 Maret 2011
29 Maret 2011
Tanda-tanda Diabetes Type 1 dan Type 2
Jika anda terkena diabetes berarti jumlah glukosa anda terlalu tinggi. Dalam darah terkandung juga glukosa, tetapi jumlah yang berlebihan menjadi tidak baik bagi kesehatan tubuh.
Diabetes Type 1
Diabetes tipe 1, merupakan type diabetes yang kurang banyak dijumpai, terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang insulin - yang memproduksi sel-sel dalam pankreas- dan menghancurkannya. Pankreas kemudian hilang kemampuannya untuk menghasilkan suplai insulin yang memadai.
Tanda-tanda Diabetes Type 1
Gejala diabetes tipe 1 muncul tiba-tiba dan berkembang paling sering pada anak-anak dan dewasa muda. Segera konsultasi ke dokter jika anda memiliki gejala sebagai berikut:
- Sering haus,
- Sering buang air kecil,
- Selalu merasa lapar,
- Sakit perut,
- Mual,
- Berat badan turun,
- Penglihatan kabur,
- Kelelahan.
Diabetes Type 2
Bentuk yang lebih umum dari diabetes adalah diabetes tipe 2. Sembilan puluh sampai 95 persen orang yang terkena diabetes merupakan Diabetes Type 2. Pada diabetes tipe 2, pankreas memproduksi insulin, tetapi sel-sel tubuh tidak dapat secara efektif menggunakannya. Hasil akhir adalah sama dengan diabetes tipe 1: menumpuknya glukosa dalam darah dan ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan sumber utama bahan bakar secara efisien.
Tanda-tanda Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah bentuk yang lebih umum dari penyakit diabetes. Gejala-gejala diabetes tipe 2 berkembang secara bertahap dan tidak terlihat seperti pada diabetes tipe 1. Segera konsultasi ke dokter jika anda memiliki gejala sebagai berikut:
- Sering kencing, terutama pada malam hari,
- Sering haus,
- Berat badan turun,
- Penglihatan kabur,
- Kelelahan,
- Sering infeksi,
- Memperlambat penyembuhan luka.
Diabetes Type 1
Diabetes tipe 1, merupakan type diabetes yang kurang banyak dijumpai, terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang insulin - yang memproduksi sel-sel dalam pankreas- dan menghancurkannya. Pankreas kemudian hilang kemampuannya untuk menghasilkan suplai insulin yang memadai.
Tanda-tanda Diabetes Type 1
Gejala diabetes tipe 1 muncul tiba-tiba dan berkembang paling sering pada anak-anak dan dewasa muda. Segera konsultasi ke dokter jika anda memiliki gejala sebagai berikut:
- Sering haus,
- Sering buang air kecil,
- Selalu merasa lapar,
- Sakit perut,
- Mual,
- Berat badan turun,
- Penglihatan kabur,
- Kelelahan.
Diabetes Type 2
Bentuk yang lebih umum dari diabetes adalah diabetes tipe 2. Sembilan puluh sampai 95 persen orang yang terkena diabetes merupakan Diabetes Type 2. Pada diabetes tipe 2, pankreas memproduksi insulin, tetapi sel-sel tubuh tidak dapat secara efektif menggunakannya. Hasil akhir adalah sama dengan diabetes tipe 1: menumpuknya glukosa dalam darah dan ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan sumber utama bahan bakar secara efisien.
Tanda-tanda Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah bentuk yang lebih umum dari penyakit diabetes. Gejala-gejala diabetes tipe 2 berkembang secara bertahap dan tidak terlihat seperti pada diabetes tipe 1. Segera konsultasi ke dokter jika anda memiliki gejala sebagai berikut:
- Sering kencing, terutama pada malam hari,
- Sering haus,
- Berat badan turun,
- Penglihatan kabur,
- Kelelahan,
- Sering infeksi,
- Memperlambat penyembuhan luka.
24 Maret 2011
Pria Bisa Jadi Tidak Subur Akibat Sakit Gigi
Kualitas sperma yang buruk dan ketidaksuburan pria bisa disebabkan oleh banyak hal. Yang mengejutkan, salah satu penyebab ketidaksuburan tersebut adalah sakit gigi dan infeksi mulut. Mengapa demikian?
Bakteri dalam air mani yang dikenal sebagai bacteriospermia, dapat hadir dalam air mani tanpa menyebabkan gejala apapun. Bakteri ini dapat membunuh sperma dan memberikan kontribusi lebih pada masalah motilitas (kemampuan untuk berenang) dan morfologi sperma (bentuk).
Infeksi pada gigi dan rongga mulut dapat menjadi salah satu penyebab bacteriospermia. Pada jurnal Andrologia, ditemukan bahwa pada 36 pasien yang mengalami bacteriospermia resisten terhadap antibiotik, semuanya disebabkan karena adanya bakteri di gigi dan rongga mulut di dalam air mani, seperti dilansir ncbi.nlm, Rabu (23/3/2011).
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Andrologia, spesialis kesuburan telah menemukan bahwa 109 orang yang mengunjungi klinik infertilitas mengalami sperma tidak steril dan 107 dari kelompok ini memiliki dua atau lebih sampel sperma yang mengandung mikroorganisme.
"Organisme anaerobik ditemukan pada 63,3 persen dari spesimen. Kami mengisolasi organisme spermisidal, karena kehadiran mikroorganisme dalam air mani dikaitkan dengan ketidaksuburan. Kehadiran organisme dalam air mani mungkin berkaitan dengan infeksi gynaecologic," jelas spesialis kesuburan dalam jurnal Andrologia.
Sperma diklasifikasikan sebagai benda asing pada sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga testis adalah situs kekebalan tubuh untuk memungkinkan sperma untuk hidup.
Karena penekanan ini, testis mungkin lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan hanya pria dengan fungsi kekebalan tubuh yang baik yang akan tetap dapat menghasilkan kualitas sperma yang baik.
Tak hanya pada pria, menurut American Academy of Periodontology, wanita dengan penyakit gusi lebih cenderung memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah dan prematur.
Ibu hamil yang memiliki penyakit periodontal tujuh kali lebih mungkin untuk memiliki bayi yang lahir terlalu dini dan terlalu kecil. Hal ini karena penyakit periodontal memicu peningkatan kadar cairan biologis yang menginduksi persalinan.
Bakteri gigi bisa ditemukan dalam cairan ketuban. Bakteri ini mungkin memiliki kemampuan untuk menyebabkan infeksi pada bayi yang belum lahir dan telah ditunjukkan memicu persalinan lebih awal.
Dari 26 wanita hamil dengan ancaman persalinan prematur, 8 diantaranya mengalami gingivitis dan 12 memiliki penyakit periodontal kronis. 8 dari pasien memiliki bakteri P. gingivalis yang telah menyerang rongga ketuban.
Merry Wahyuningsih - detikHealth
Bakteri dalam air mani yang dikenal sebagai bacteriospermia, dapat hadir dalam air mani tanpa menyebabkan gejala apapun. Bakteri ini dapat membunuh sperma dan memberikan kontribusi lebih pada masalah motilitas (kemampuan untuk berenang) dan morfologi sperma (bentuk).
Infeksi pada gigi dan rongga mulut dapat menjadi salah satu penyebab bacteriospermia. Pada jurnal Andrologia, ditemukan bahwa pada 36 pasien yang mengalami bacteriospermia resisten terhadap antibiotik, semuanya disebabkan karena adanya bakteri di gigi dan rongga mulut di dalam air mani, seperti dilansir ncbi.nlm, Rabu (23/3/2011).
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Andrologia, spesialis kesuburan telah menemukan bahwa 109 orang yang mengunjungi klinik infertilitas mengalami sperma tidak steril dan 107 dari kelompok ini memiliki dua atau lebih sampel sperma yang mengandung mikroorganisme.
"Organisme anaerobik ditemukan pada 63,3 persen dari spesimen. Kami mengisolasi organisme spermisidal, karena kehadiran mikroorganisme dalam air mani dikaitkan dengan ketidaksuburan. Kehadiran organisme dalam air mani mungkin berkaitan dengan infeksi gynaecologic," jelas spesialis kesuburan dalam jurnal Andrologia.
Sperma diklasifikasikan sebagai benda asing pada sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga testis adalah situs kekebalan tubuh untuk memungkinkan sperma untuk hidup.
Karena penekanan ini, testis mungkin lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan hanya pria dengan fungsi kekebalan tubuh yang baik yang akan tetap dapat menghasilkan kualitas sperma yang baik.
Tak hanya pada pria, menurut American Academy of Periodontology, wanita dengan penyakit gusi lebih cenderung memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah dan prematur.
Ibu hamil yang memiliki penyakit periodontal tujuh kali lebih mungkin untuk memiliki bayi yang lahir terlalu dini dan terlalu kecil. Hal ini karena penyakit periodontal memicu peningkatan kadar cairan biologis yang menginduksi persalinan.
Bakteri gigi bisa ditemukan dalam cairan ketuban. Bakteri ini mungkin memiliki kemampuan untuk menyebabkan infeksi pada bayi yang belum lahir dan telah ditunjukkan memicu persalinan lebih awal.
Dari 26 wanita hamil dengan ancaman persalinan prematur, 8 diantaranya mengalami gingivitis dan 12 memiliki penyakit periodontal kronis. 8 dari pasien memiliki bakteri P. gingivalis yang telah menyerang rongga ketuban.
Merry Wahyuningsih - detikHealth
19 Maret 2011
Payudara Ukuran D Lebih Berisiko Kena Diabetes
Berbagai faktor risiko penyakit kronis bisa diketahui dari tanda-tanda yang tampak pada tubuh, antara lain ukuran payudara. Risiko diabetes lebih tinggi pada pemilik payudara berukuran D, sementara yang berukuran A relatif lebih aman.
Fakta ini disimpulkan dari hasil penelitian yang dilakukan Dr Michael Farley di Kanada, beberapa waktu lalu. Penelitian yang dilakukan selama 10 tahun itu mengungkap, ukuran payudara di usia 20 tahun bisa jadi patokan untuk memperkirakan faktor risiko diabetes tipe 2.
Perempuan umur 20 tahun yang memiliki payudara berukuran D umumnya 1,5 kali lebih rentan mengidap diabetes dibandingkan yang memiliki payudara berukuran A. Makin besar ukurannya, makin tinggi faktor risiko untuk terkena penyakit yang lebih dipengaruhi oleh gaya hidup tersebut.
"Sederhana saja, payudara berukuran D cenderung lebih banyak dimiliki oleh perempuan yang gemuk atau overweight. Supaya tidak kena diabetes, jaga berat badan tetap ideal," ungkap Dr Farley seperti dikutip dari The Sun.
Selain ukuran payudara, berikut ini beberapa tanda lain yang menunjukkan faktor risiko atau bahkan merupakan gejala penyakit kronis.
1. Gangguan indra penciuman
Seseorang yang berisiko tinggi mengalami Parkinson (kerusakan saraf yang dicirikan dengan gejala tangan gemetar dan susah bicara) biasanya kurang peka terhadap aroma buah khususnya jeruk dan pisang.
2. Lidah memutih
Lapisan putih yang menyelubungi permukaan lidah menunjukkan adanya infeksi jamur (oral thrush). Bahkan menurut ilmu pengobatan tradisional China, gejala ini bisa juga menandakan kekurangan zat besi dan faktor risiko gangguan pencernaan.
3. Kaki jenjang
Khusus perempuan, jangan terlalu bangga jika memiliki kaki jenjang yang seksi. Menurut peneliti dari University of Bristol, perempuan dengan panjang kaki antara 50-73 cm lebih berisiko mengalami kelebihan enzim tertentu yang memicu gangguan hati.
4. Telinga keriput
Menurut penelitian di University of Chicago, keriput di satu sisi telinga memiliki risiko gangguan jantung 33 persen lebih tinggi. Jika keriput itu muncul di kedua sisi, peningkatan risiko menjadi 77 persen.
5. Rambut lebat di jari kaki
Jari kaki yang berambut khususnya pada perempuan menunjukkan risiko gangguan sirkulasi darah, sehingga disarankan untuk menjaga gaya hidup dan pola makan yang sehat. Rambut lebat di bagian ujung atau ekstremitas tubuh menunjukkan bahwa jantung tidak cukup kuat untuk memompa banyak darah ke bagian tersebut.
detikhealth
Fakta ini disimpulkan dari hasil penelitian yang dilakukan Dr Michael Farley di Kanada, beberapa waktu lalu. Penelitian yang dilakukan selama 10 tahun itu mengungkap, ukuran payudara di usia 20 tahun bisa jadi patokan untuk memperkirakan faktor risiko diabetes tipe 2.
Perempuan umur 20 tahun yang memiliki payudara berukuran D umumnya 1,5 kali lebih rentan mengidap diabetes dibandingkan yang memiliki payudara berukuran A. Makin besar ukurannya, makin tinggi faktor risiko untuk terkena penyakit yang lebih dipengaruhi oleh gaya hidup tersebut.
"Sederhana saja, payudara berukuran D cenderung lebih banyak dimiliki oleh perempuan yang gemuk atau overweight. Supaya tidak kena diabetes, jaga berat badan tetap ideal," ungkap Dr Farley seperti dikutip dari The Sun.
Selain ukuran payudara, berikut ini beberapa tanda lain yang menunjukkan faktor risiko atau bahkan merupakan gejala penyakit kronis.
1. Gangguan indra penciuman
Seseorang yang berisiko tinggi mengalami Parkinson (kerusakan saraf yang dicirikan dengan gejala tangan gemetar dan susah bicara) biasanya kurang peka terhadap aroma buah khususnya jeruk dan pisang.
2. Lidah memutih
Lapisan putih yang menyelubungi permukaan lidah menunjukkan adanya infeksi jamur (oral thrush). Bahkan menurut ilmu pengobatan tradisional China, gejala ini bisa juga menandakan kekurangan zat besi dan faktor risiko gangguan pencernaan.
3. Kaki jenjang
Khusus perempuan, jangan terlalu bangga jika memiliki kaki jenjang yang seksi. Menurut peneliti dari University of Bristol, perempuan dengan panjang kaki antara 50-73 cm lebih berisiko mengalami kelebihan enzim tertentu yang memicu gangguan hati.
4. Telinga keriput
Menurut penelitian di University of Chicago, keriput di satu sisi telinga memiliki risiko gangguan jantung 33 persen lebih tinggi. Jika keriput itu muncul di kedua sisi, peningkatan risiko menjadi 77 persen.
5. Rambut lebat di jari kaki
Jari kaki yang berambut khususnya pada perempuan menunjukkan risiko gangguan sirkulasi darah, sehingga disarankan untuk menjaga gaya hidup dan pola makan yang sehat. Rambut lebat di bagian ujung atau ekstremitas tubuh menunjukkan bahwa jantung tidak cukup kuat untuk memompa banyak darah ke bagian tersebut.
detikhealth
10 Maret 2011
Sepuluh Makanan Sampah atau Junk Food
Di masa yang serba instan ini, kita pun terkadang dituntut untuk serba cepat dan praktis. Begitu juga dengan makanan, praktis dan instan.
Bagi yang suka makanan di bawah baiknya dikurangi soalnya makanan junk food ini sangat tidak baik bagi kesehatan. Untuk meminimalkan resiko timbulnya bahaya, janganlah mengkonsumsi makanan secara berlebihan. Bahkan, hal ini berlaku bagi semua jenis makanan.
1. Gorengan
Golongan makanan ini mengandung kalori, lemak / minyak dan oksida yang tinggi.
Bila dikonsumsi secara regular dapat menyebabkan kegemukan, mengakibatkan hyperlipitdema dan sakit jantung koroner. Dalam proses penggorengan sering terjadi peningkatan kandungan zat-zat karsinogenik, hal mana telah dibuktikan kecenderungan kanker bagi mereka yang mengkonsumsi makanan gorengan jauh lebih tinggi dari yang tidak / sedikit mengkonsumsi makanan gorengan.
Selain itu, penjual gorengan terkadang menggunakan minyak bekas atau jelantah, hal ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan kalau dikonsumsi secara berlebihan.
Pembungkus gorengan yang menggunakan kertas bekas, misalnya koran atau majalah juga terdapat bahaya mengintai. Tinta tulisan pada kertas bekas itu dapat masuk ke dalam gorengan jika bersentuhan dalam keadaan panas, yang selanjutnya kita konsumsi.
2. Makanan kalengan
Kandungan gizi pada makanan yang dikalengkan seringkali sudah dalam keadaan rusak dan berkurang, baik yang berupa buah kalengan atau daging kalengan, bahkan kandungan vitaminnya seringkali hampir seluruhnya rusak. Kandungan proteinnya juga telah mengalami perubahan sifat hingga penyerapannya menjadi lambat.
Banyak buah kalengan berkadar gula tinggi dan diasup ke tubuh dalam bentuk cair sehingga penyerapannya sangat cepat. Dalam waktu singkat dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat, memberatkan beban pankreas. Bersamaan dengan tingginya kalori, dapat menyebabkan obesitas.
3. Makanan asinan
Dalam proses pengasinan dibutuhkan penambahan garam secara signifikan, hal ini dapat mengakibatkan kandungan garam makanan tersebut melewati batas, sehingga dapat menambah beban kerja ginjal.
Bagi orang yang sering mengkonsumsi makanan asinan tersebut, mengancam bahaya hipertensi. Terlebih pada proses pengasinan sering menambahkan amonium nitrit yang menyebabkan peningkatan bahaya kanker hidung dan tenggorokan.
Kadar garam tinggi dapat merusak selaput lender lambung dan usus. Bagi mereka yang secara kontinu mengkonsumsi makanan asin radang lambung dan usus kemungkinan tinggi.
4. Makanan daging yang diproses (ham, sosis, dll.)
Komponen utama sosis terdiri dari daging, lemak, dan air. Selain itu, pada sosis juga ditambahkan bahan tambahan seperti garam, fosfat, pengawet (biasanya nitrit/nitrat), pewarna, asam askorbat, isolat protein, dan karbohidrat.
Dalam makanan golongan tersebut mengandung garam nitrit dapat menyebabkan kanker, juga mengandung pengawet / pewarna dan lain-lain yang memberatkan beban hati / hepar.
Dalam ham dan sebagainya, kadar natriumnya tinggi, mengkonsumsi dalam jumlah besar dapat mengguncangkan tekanan darah dan memberatkan kerja ginjal.
Dapat memicu penyakit kanker usus, kanker, cacing pita, jantung, stroke bila dimakan secara sering, karena kadar lemak dan kolesterol yang tinggi pada sosis.
5. Makanan dari daging berlemak dan jeroan
Walaupun makan ini mengandung protein yang baik, vitamin dan mineral tapi dalam daging berlemak dan jeroan mengandung lemak jenuh dan kolestrol yang sudah divonis sebagai pencetus penyakit jantung. Makan jeroan binatang dalam jumlah banyak dan waktu lama dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan tumor ganas (kanker usus besar), kanker payudara dll.
Lemak dan jeroan sapi mengandung kolesterol yang cukup tinggi. Kandungan kolesterol pada daging sapi yang berlemak adalah 1.250 mg/100 gram, sedangkan jeroan sapi 3.800 mg/100 gram. Konsumsi daging berlemak dan jeroan secara berlebihan dalam jangka waktu lama, dikhawatirkan dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.
Kandungan purin dalam jeroan sapi juga tinggi dan jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kenaikan kadar asam urat.
6. Olahan Keju
Keju mengandung kadar lemak dan garam yang tinggi. Sering mengkonsumsi olahan keju dapat menyebabkan penambahan berat badan hingga gula darah meninggi. Mengkonsumsi cake/kue keju bertelur dapat menyebabkan kurang gairah makan. Konsumsi makanan berkadar lemak dan gula tinggi sering mengakibatkan pengosongan perut. Banyak kasus terjadinya hyperakiditas dan rasa terbakar.
7. Mie instant
Makanan ini tergolong makanan tinggi garam, miskin vitamin dan mineral. Kadar garam tinggi menyebabkan beratnya beban kerja ginjal, meningkatkan tekanan darah dan mengandung trans lipid, memberatkan beban pembuluh darah jantung.
Mie mengandung banyak bahan tambahan, baik berupa bahan penambah rasa dan bahan pengawet. Bahan-bahan tambahan itu memang telah diatur penggunaannya, tetapi kita harus tetap membatasi diri untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan.
8. Makanan yang dipanggang/ dibakar
Makanan yang dibakar, seperti sate, ikan bakar, sosis, bakso, atau ham dapat mengandung zat karsinogen penyebab kanker. Proses pembakaran makanan baik dengan arang atau lainnya sering dibarengi pembentukan arang atau gosong. Gosong pada makanan berbahaya karena mengandung banyak atom karbon, yang dalam jumlah besar bisa memicu timbulnya kanker (karsinogenik).
9. Sajian manis beku
Termasuk golongan ini ice cream, cake beku dan lain-lain. Golongan ini punya 3 masalah karena mengandung mentega tinggi yang menyebabkan obesitas, karena kadar gula tinggi mengurangi nafsu makan, dan juga karena temperature rendah sehingga mempengaruhi usus.
Selain itu makanan beku ini juga sering mengandung bahan pengawet yang mungkin berbahaya bagi kesehatan.
10. Manisan kering
Manisan kering dapat mengandung garam nitrat, yang mana di dalam tubuh bergabung dengan ammonium menghasilkan zat karsinogenik, juga mengandung esen sebagai bahan tambahan yang merusak hepar dan organ lain, mengandung garam tinggi yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan memberatkan kerja ginjal.
Bagi yang suka makanan di bawah baiknya dikurangi soalnya makanan junk food ini sangat tidak baik bagi kesehatan. Untuk meminimalkan resiko timbulnya bahaya, janganlah mengkonsumsi makanan secara berlebihan. Bahkan, hal ini berlaku bagi semua jenis makanan.
1. Gorengan
Golongan makanan ini mengandung kalori, lemak / minyak dan oksida yang tinggi.
Bila dikonsumsi secara regular dapat menyebabkan kegemukan, mengakibatkan hyperlipitdema dan sakit jantung koroner. Dalam proses penggorengan sering terjadi peningkatan kandungan zat-zat karsinogenik, hal mana telah dibuktikan kecenderungan kanker bagi mereka yang mengkonsumsi makanan gorengan jauh lebih tinggi dari yang tidak / sedikit mengkonsumsi makanan gorengan.
Selain itu, penjual gorengan terkadang menggunakan minyak bekas atau jelantah, hal ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan kalau dikonsumsi secara berlebihan.
Pembungkus gorengan yang menggunakan kertas bekas, misalnya koran atau majalah juga terdapat bahaya mengintai. Tinta tulisan pada kertas bekas itu dapat masuk ke dalam gorengan jika bersentuhan dalam keadaan panas, yang selanjutnya kita konsumsi.
2. Makanan kalengan
Kandungan gizi pada makanan yang dikalengkan seringkali sudah dalam keadaan rusak dan berkurang, baik yang berupa buah kalengan atau daging kalengan, bahkan kandungan vitaminnya seringkali hampir seluruhnya rusak. Kandungan proteinnya juga telah mengalami perubahan sifat hingga penyerapannya menjadi lambat.
Banyak buah kalengan berkadar gula tinggi dan diasup ke tubuh dalam bentuk cair sehingga penyerapannya sangat cepat. Dalam waktu singkat dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat, memberatkan beban pankreas. Bersamaan dengan tingginya kalori, dapat menyebabkan obesitas.
3. Makanan asinan
Dalam proses pengasinan dibutuhkan penambahan garam secara signifikan, hal ini dapat mengakibatkan kandungan garam makanan tersebut melewati batas, sehingga dapat menambah beban kerja ginjal.
Bagi orang yang sering mengkonsumsi makanan asinan tersebut, mengancam bahaya hipertensi. Terlebih pada proses pengasinan sering menambahkan amonium nitrit yang menyebabkan peningkatan bahaya kanker hidung dan tenggorokan.
Kadar garam tinggi dapat merusak selaput lender lambung dan usus. Bagi mereka yang secara kontinu mengkonsumsi makanan asin radang lambung dan usus kemungkinan tinggi.
4. Makanan daging yang diproses (ham, sosis, dll.)
Komponen utama sosis terdiri dari daging, lemak, dan air. Selain itu, pada sosis juga ditambahkan bahan tambahan seperti garam, fosfat, pengawet (biasanya nitrit/nitrat), pewarna, asam askorbat, isolat protein, dan karbohidrat.
Dalam makanan golongan tersebut mengandung garam nitrit dapat menyebabkan kanker, juga mengandung pengawet / pewarna dan lain-lain yang memberatkan beban hati / hepar.
Dalam ham dan sebagainya, kadar natriumnya tinggi, mengkonsumsi dalam jumlah besar dapat mengguncangkan tekanan darah dan memberatkan kerja ginjal.
Dapat memicu penyakit kanker usus, kanker, cacing pita, jantung, stroke bila dimakan secara sering, karena kadar lemak dan kolesterol yang tinggi pada sosis.
5. Makanan dari daging berlemak dan jeroan
Walaupun makan ini mengandung protein yang baik, vitamin dan mineral tapi dalam daging berlemak dan jeroan mengandung lemak jenuh dan kolestrol yang sudah divonis sebagai pencetus penyakit jantung. Makan jeroan binatang dalam jumlah banyak dan waktu lama dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan tumor ganas (kanker usus besar), kanker payudara dll.
Lemak dan jeroan sapi mengandung kolesterol yang cukup tinggi. Kandungan kolesterol pada daging sapi yang berlemak adalah 1.250 mg/100 gram, sedangkan jeroan sapi 3.800 mg/100 gram. Konsumsi daging berlemak dan jeroan secara berlebihan dalam jangka waktu lama, dikhawatirkan dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.
Kandungan purin dalam jeroan sapi juga tinggi dan jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan kenaikan kadar asam urat.
6. Olahan Keju
Keju mengandung kadar lemak dan garam yang tinggi. Sering mengkonsumsi olahan keju dapat menyebabkan penambahan berat badan hingga gula darah meninggi. Mengkonsumsi cake/kue keju bertelur dapat menyebabkan kurang gairah makan. Konsumsi makanan berkadar lemak dan gula tinggi sering mengakibatkan pengosongan perut. Banyak kasus terjadinya hyperakiditas dan rasa terbakar.
7. Mie instant
Makanan ini tergolong makanan tinggi garam, miskin vitamin dan mineral. Kadar garam tinggi menyebabkan beratnya beban kerja ginjal, meningkatkan tekanan darah dan mengandung trans lipid, memberatkan beban pembuluh darah jantung.
Mie mengandung banyak bahan tambahan, baik berupa bahan penambah rasa dan bahan pengawet. Bahan-bahan tambahan itu memang telah diatur penggunaannya, tetapi kita harus tetap membatasi diri untuk tidak mengkonsumsinya secara berlebihan.
8. Makanan yang dipanggang/ dibakar
Makanan yang dibakar, seperti sate, ikan bakar, sosis, bakso, atau ham dapat mengandung zat karsinogen penyebab kanker. Proses pembakaran makanan baik dengan arang atau lainnya sering dibarengi pembentukan arang atau gosong. Gosong pada makanan berbahaya karena mengandung banyak atom karbon, yang dalam jumlah besar bisa memicu timbulnya kanker (karsinogenik).
9. Sajian manis beku
Termasuk golongan ini ice cream, cake beku dan lain-lain. Golongan ini punya 3 masalah karena mengandung mentega tinggi yang menyebabkan obesitas, karena kadar gula tinggi mengurangi nafsu makan, dan juga karena temperature rendah sehingga mempengaruhi usus.
Selain itu makanan beku ini juga sering mengandung bahan pengawet yang mungkin berbahaya bagi kesehatan.
10. Manisan kering
Manisan kering dapat mengandung garam nitrat, yang mana di dalam tubuh bergabung dengan ammonium menghasilkan zat karsinogenik, juga mengandung esen sebagai bahan tambahan yang merusak hepar dan organ lain, mengandung garam tinggi yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan memberatkan kerja ginjal.
Langganan:
Postingan (Atom)