Famili: Myrtaceae
Jambu biji berasal dari Amerika tropik, tumbuh pada tanah yang gembur maupun liat, pada tempat terbuka dan mengandung air yang cukup banyak. Pohon ini banyak ditanam sebagai pohon buah-buahan. Namun sering tumbuh liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1-1200 m dpl. Jambu biji berbuah sepanjang tahun.
Perdu atau pohon kecil, tinggi 2-10 m, percabangan banyak, batangnya berkayu, keras, kulit batang licin, mengelupas, berwarna cokelat kehijauan. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan, daun berambut halus, permukaan atas daun licin. Helaian daun berbentuk bulat telur agak jorong, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, agak melekuk keatas, pertulangan menyirip, panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, berwarna hijau.
Bunga tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak daun, berkumpul 1-3 bunga, berwarna putih. Buahnya buah buni, berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah yang masak bertekstur lunak, berwarna putih kekuningan atau merah jambu. Biji buah banyak megumpul ditengah, kecil-kecil, keras, berwarna kuning kecoklatan.
Buah jambu biji dapat dibuat manisan, dijus, disetup, dibuah es krim, sorbet, atau diolah menjadi selai. Jambu biji dapat diperbanyak dengan biji, okulasi atau cangkok.
Sifat & Khasiat
Daun rasanya manis, sifatnya netral, berkhasiat astrigen (pengelat), antidiare, antiradang, penghentian perdarahan (hemostatis), dan peluruh haid.
Buah berkhasiat antioksidan karena kandungan beta karoten dan vitamin C yang tinggi sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Kandungan Kimia
Daun mengandung tanin, minyak atsiri(eugenol), minyak lemak, damar, zat samak, triterpenoid, asam malat dan asam apfel.
Buah mengandung asam amino (triptofan, lisin), pektin, kalsium, fosfor, besi, mangan, magnesium, belerang dan vitamin (A, B1 dan C). Saat menjelang matang, kandungan vitamin C dapat mencapai 3-6 kali lipat lebih tinggi dari jeruk. Jambu biji, juga kaya dengan serat yang larut dalam air, terutama di bagian kulitnya sehingga dapat mengganggu penyerapan glukosa dan lemak yang berasal dari makanan dan membuangnya ke luar tubuh.
Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak banyak mengandung tanin.
Kandungan buah jambu biji (100 gr): - Kalori 49 kal - Vitamin A 25 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 87 mg - Kalsium 14 mg - Hidrat Arang 12,2 gram - Fosfor 28 mg - Besi 1,1 mg - Protein 0,9 mg - Lemak 0,3 gram - Air 86 gram.
Bagian yang Digunakan
Daun, buah, ranting muda dan akar.
Indikasi
Daun digunakan untuk pengobatan:
- Diare akut dan kronis
- Perut kembung pada bayi dan anak
- Kadar kolesterol darah meninggi
- Haid tidak lancar
- Sering buang air kecil (anyang-anyangan)
- Luka, Luka berdarah dan
- Sariawan
Buah digunakan untuk pengobatan:
- Kencing manis (Diabetes mellitus)
- Kadar Kolesterol darah tinggi (hiperkolesterolemia)
- Sembelit
Ranting muda digunakan untuk pengobatan:
- Keputihan (leukorea)
Akar digunakan untuk pengobatan:
- Disentri
Cara Pemakaian
Untuk obat yang diminum, rebus 15-30 g daun segar atau 2,5-4,5 g daun kering, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar, rebus daun segar. Gunakan air rebusannya untuk mencuci luka dan liang senggama (pada keputihan). Cara lain, giling daun segar sampai halus, lalu bubuhkan pada luka berdarah akibat kecelakaan dan benda tajam atau borok disekitar tulang.
Efek Farmakologis dan Hasil penelitian
Secara in vitro, infus daun jambu biji dengan bermacam-macam kepekatan menunjukkan perbedaan yang nyata pada diameter daerah hambatan pertumbuhan kuman Shigella Flexneri dan Shigella Sonnei, sebagai penyebab disentri basiler. (Imam Subagyo, Wahjo Dyatmiko dan Abdul Karim, UNAIR 1981)
Secara in vitro, rebusan daun jambu biji kadar ccdapat mengurangi kontraksi usus halus terpisah marmut, yang sebanding dengan atropin sulfat 2,5 mcg/ml. Kekuatan relaksasi antara rebusan 5%, 10% dan 20% b/v tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. (Natsir P. Djunaid, JF FMIPA UNHAS, 1986)
Secara in vitro, infus daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan perkiraan kadar terendah sebesar 2% b/v, tetapi tidak menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli sampai batas 10% b/v (prima Yuniarti, FF UGM, 1991)
Infus buah jambu biji pada kelinci memiliki efek hipoglikemik (menurunkan kadar glukosa darah). Sebagai pembanding digunakan tolbutamida (Letty Puspitawati, Fakultas Farmasi UNTAG 193).
Hasil penelitian efek infus daun jambu biji dalam upaya pencegahan asfiksia setelah penyemprotan histami sebagai berikut:
- Waktu timbulnya asfiksia lebih panjang pada kelompok yang mendapat infus daun jambu biji 5% dibandingkan pada kelompok yang mendapatkan NaCi fisiologis dan antropin sulfat (P<0,05).
- Waktu timbulnya asfiksia antara infus daun jambu bij dengan fenilhidramin HCI tidak berbeda nyata (P>0,05).
- Asfiksida tidak terjadi pada kelompok yang mendapatkan infus daun jambu biji 10%, efedrin dan aminofilin (Aznan Lelo, Yineldi Anwar, M. Iskandar Lubis, dkk., Bagian Farmakologi FKL USU dan Jurusan Farmasi FMIPA USU).
Contoh Pemakaian
Diare
Cara 1:
- Rebus 30g daun jambu segar dan segenggam tepung beras yang telah digongseng sampai kuning dalam dua gelas air sampai mendidih (selama 15 menit).
- Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum.
- Lakukan 2-3 kali dalam sehari.
Cara2:
- Cuci 30 g daun jambu segar, lalu tumbuk sampai lumat.
- Tambahkan garam seujung sendok teh dan 1/2 cangkir air panas, lalu aduk sampai rata.
- Setelah dingin, peras dan saring.
- Minum air saringannya sekaligus.
- Jika penderita masih diare, ulangi pengobatan ini 2-3 kali sehari.
Cara3:
- Cuci seganggam daun jambu yang masih muda dan segar, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa setengahnya.
- Gunakan air rebusan ini untuk menyeduh satu sendok teh daun teh hijau.
- Minum ramuan ini selagi hangat.
- Lakukan 2-3 kali sehari sampai sembuh.
Sakit Perut atau Diare pada bayi yang masih menyusui
Bahan: jambu biji yang masih muda dan garam secukupnya.
Cara menggunakan: dikunyah oleh ibu yang menyusui bayi tersebut, airnya ditelan dan ampasnya dibuang.
Sering buang air kecil (anyang-anyangan)
- Sediakan daun jambu segar dan tepung beras yang telah digongseng sampai kuning masing-masing segenggam.
- Rebus dalam 3 gelas air sampai air rebusannya tersisa setengahnya.
- Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum.
- Lakukan sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.
Perut anak kembung
- Sediakan tiga lembar daun jambu biji muda dan segar, lima butir adas, dan 1/2 jari kulit batang pulosari yang dipotong kecil-kecil, lalu cuci sampai bersih.
- Rebus bahan-bahan tersebut dalam 2 cangkir air sampai tersisa satu cangkir.
- Setelah dingin, saring dan gunakan air saringannya sebagai obat.
- Caranya: bayi umur 3 bulan 5-7 kali sehari (masing-masing satu sendok), bayi umur enam bulan 3 kali sehari (masing masing satu sendok makan), anak umur 3 tahun 3 kali sehari (masing-masing 2 sendok makan) dan anak diatas 3 tahun 1 kali sehari (satu cangkir).
Kencing Manis (Diabetes Melitus), Kolesterol tinggi
- Cuci satu buah jambu biji yang masih mengkal, lalu potong-potong seperlunya.
- Rebus dalam 3 gelas air bersih sampai tersisa satu gelas.
- Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus.
- Lakukan 2 kali sehari
Sariawan
- Potong segenggam daun dan satu jari kulit batang jambu biji sesuai dengan keperluan, lalu cuci sampai bersih.
- Rebus bahan-bahan tersebut dalam satu liter air sampai mendidih (selama 15 menit).
- Setelah dingin, saring dan air saringannya sebagai teh.
- Habiskan ramuan ini dalam 1 hari.
Keputihan
- Cuci 3 potong ranting muda jambu biji sebesar telunjuk dan tujuh lembar daun sirih segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya.
- Tambahkan 2 liter air besih, lalu rebus sampai airnya tersisa 1 liter.
- Setelah dingin, gunakan air rebusannya untuk mencuci liang senggama (Vagina).
Menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi
- Sediakan 7 lembar daun jambu biji, 2 genggam daun ceremai dan 10 lembar daun sirih (ketiganya herba segar), lalu cuci sampai bersih.
- Rebus bahan-bahan tersebut dalam 3 gelas air sampai tersisa separonya (Selama direbus panci harus ditutup).
- Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum pagi dan malam hari, masing-masing 3/4 gelas.
Luka baru, Luka berdarah
- Cuci daun jambu biji yang baru dipetik secukupnya, lalu giling daun tersebut sampai lumat.
- Selanjutnya, tempelkan pada luka dan balut dengan perban.
- Ganti perban dan ramuan tersebut 3 kali sehari sampai lukanya sembuh.
Maag
- Bahan: 8 lembar daun jambu biji yang masih segar.
- Rebus dengan 1,5 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya.
- Minum 3 kali sehari, pagi, siang dan sore.
Masuk Angin
- Bahan: 10 lembar daun jambu biji yang masih muda, 1 butir cabai merah, 3 mata buah asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya.
- Cara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya.
- Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.
Prolapsisani
- Bahan: 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji.
- Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya.
- Cara menggunakan: air ramuan tersebut dalam keadaan masih hangat dipakai untuk mengompres selaput lendir poros usus (pusar) pada bayi.
Sakit Kulit
- Bahan: 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 7 kuntum bunga jambu biji.
- Cara membuat: ditumbuk bersama-sama sampai halus.
- Cara menggunakan: untuk menggosok bagian kulit yang sakit.
Catatan
Berdasarkan hasil penelitian, telah berhasil diisolasikan suatu zat flavonoid dari daun jambu biji yang dapat memperlambat penggandaan (replika) human immunodeficiency virus (HIV) penyebab penyakit AIDS. Zat ini bekerja dengan cara menghambat pengeluaran enzim reserved transriptase yang dapat mengubah RNA virus menjadi DNA di dalam tubuh manusia.
Untuk mengobati penyakit tertentu, lebih disukai buah jambu biji yang daging buahnya berwarna merah. Saat ini, buah jambu biji telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan jumlah trombosit pada penderita demam berdarah. Kemungkinan besar, hal ini disebabkan buah jambu biji berkhasiat untuk mengatasi hemostatis, antiradang dan antioksidan sehingga dapat menghentikan proses agregasi (pengumpulan) trombosit dan perdarahan yang terjadi sebelumnya, seperti mimisan, perdarahan kulit dan berak darah. Alhasil, jumlah trombosit cepat meningkat disertai perbaikan kualitas trombosit yang beru terbentuk sehingga dapat berfungsi kembali secara normal.
Sumber: ipteknet, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar