30 Mei 2010

Ikan Penyebab Kanker dan Buah - Sayuran Pemicu Gangguan Mental

Hidangan laut, terutama ikan, kaya asam lemak omega 3. Sayang, di balik gizi yang ditawarkan, ikan yang berasal dari lingkungan tercemar juga menyimpan endapan bahan kimia penyebab kanker. Alih-alih bikin tubuh sehat, ikan bisa menyebabkan gangguan kesehatan bila dikonsumsi secara serampangan.

Tapi, tak perlu menghindari konsumsi sumber protein satu ini. Yang perlu dilakukan adalah mencari tahu apakah ikan yang akan dibeli merupakan hasil budidaya atau tangkapan dari laut. Lebih baik memilih hidangan laut atau ikan yang memiliki kontaminan paling rendah.

Saat membeli, pilih ikan dengan ukuran yang lebih kecil, rendah lemak, dan tidak hidup di laut dalam. Beberapa contoh ikan yang  cukup aman dikonsumsi antara lain herring, makarel, teri, sarden, kerang-kerangan, salmon liar Alaska, udang, tilapia, dan ikan Bass Laut Hitam.

Jenis ikan yang harus dikurangi atau dihindari, antara lain:
  • ikan tuna besar,
  • ikan pari,
  • ikan pedang,
  • ikan hiu,
  • makarel raja,
  • marlin, dan
  • ikan yang ditangkap di perairan dalam. Bahan kimia berbahaya seperti, Metyl Mercury dan Polychlorinated Biphenyls (PCB), terkonsentrasi di perairan dalam.

Ikan tuna putih, terutama yang kalengan, cenderung memiliki konsentrasi merkuri yang lebih tinggi daripada tuna segar berukuran kecil. Porsi makanan laut yang ideal untuk dewasa sekitar 4-6 ons, dan untuk anak 2-3 ons.

Meskipun tidak dapat mengurangi tingkat merkuri dalam ikan, ada beberapa trik selama mengolah hidangan agar lebih sehat:
  • Buang kulit, lemak dan daging warna gelap di sepanjang bagian atas atau tengah fillet.
  • Buang mustard dari kepiting dan hati (tomaley) dari lobster.
  • Panggang atau steam hidangan laut dengan panci yang memungkinkan lemak menitik jauh dari ikan. Gunakan panci yang sangat panas atau kukusan. Hindari atau kurangi menggoreng ikan.
  • Hindari saus ikan yang terbuat dari lemak atau cairan ikan dalam masakan.
  • Buang organ dalam ikan sebelum diolah.

Buah dan Sayuran Bisa Picu Gangguan Mental

Penelitian baru menunjukkan bahwa paparan pestisida yang digunakan pada makanan anak-anak seperti stroberi segar, seledri bisa meningkatkan risiko Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak.

Seperti dikutip dari laman Modernmom.com, para ilmuwan di AS dan Kanada menemukan bahwa anak-anak dengan tingkat residu pestisida yang tinggi dalam urin mereka, rentan mengalami ADHD.

ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak. Gangguan ini berdampak pada masalah mental seperti cara berpikir, bertindak dan merasa. Anak-anak yang mengalaminya akan bermasalah dengan konsentrasi dan pemusatan pikiran. Seperti memicu anak hiperaktif.

Anak-anak dengan tingkat lebih tinggi dari rata-rata satu penanda pestisida memiliki risiko dua kali lipat terdiagnosis ADHD. "Saya pikir itu cukup signifikan, penggandaan adalah efek yang kuat, "kata Maryse F Bouchard, seorang peneliti di University of Montreal di Quebec dan penulis utama dari studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics.

Lantas, apa yang harus orangtua lakukan untuk menghindari ADHD pada anak? "Saya menganjurkan agar para orangtua lebih banyak memberikan anak-anak makanan organik," ujar Bouchard. "Saya juga akan merekomendasikan mencuci buah dan sayuran sebanyak mungkin."

Menurut kajian National Academy of Sciences pada 2008, 28 persen sampel blueberry beku, 25 persen sampel stroberi segar, dan 19 persen sampel seledri mengandung residu pestisida. Paparan pestisida kebanyakan berasal dari buah-buahan dan sayuran segar.

vivanews

Tidak ada komentar: