12 Oktober 2010

Bahaya Kandungan Zat Pengawet dalam Mie Instant

Penarikan produk Indomie di Taiwan pada awal oktober 2010 berkaitan dengan kandungan zat pengawet E218 (methyl p-hydroxybenzoate) atau nipagin ini patut dicermati karena ternyata tidak semua negara memiliki kesamaan standar kandungan zat pengawet  yang diperbolehkan dalam bahan makanan. Produk Indomie tersebut mengandung nipagin pada bumbu kecapnya, bukan pada mie-nya.

Jadi ada batas maksimal penggunaan nipagin dalam setiap jenis produk pangan dan inilah yang berbeda-beda di setiap negara. Di Taiwan tidak diperbolehkan, tetapi di negara-negara seperti Indonesia, Singapura, dan Brunei pemakaian nipagin dibatasi maksimal 250 miligram per kilogram. Sedangkan di Hongkong, batas maksimal penggunaan nipagin pada kecap adalah 550 miligram per kilogram. Di Amerika Serikat, batas makasimal adalah 1000 mg per kilogram. Jadi setiap negara berhak mengatur batas maksimal penggunaan bahan tambahan makanan, termasuk bahan pengawet, agar aman di konsumsi warganya.

Batasan tersebut ditentukan oleh pola konsumsi masyarakat di setiap negara. Kalau masyarakatnya sangat sering mengkonsumsi bahan makanan tersebut, maka batas maksimal nipagin akan diperkecil. Dan bila masyarakatnya jarang mengkonsumsi bahan makanan tersebut, maka batas maksimal agak lebih besar.

Nipagin banyak ditemui pada mi basah, camilan dan berbagai jenis minuman untuk memperpanjang masa simpan makanan dan efektif melawan mikroba yang membuat makanan cepat rusak.

Celakanya, banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi mie instant ini. Kita bisa melihat di warung-warung kecil banyak menjual mie instant. Kadang mereka bisa makan 2 sampai 3 bungkus setiap hari. Mungkin efek sakit dalam waktu dekat tidak terasa, tetapi dalam jangka waktu lama bila konsumsi nipagin melebih batas harian yang diperbolehkan (acceptable daily intake) dan berlangsung terus-menerus, tubuh tidak akan mampu menguraikan atau mengeluarkan melalui proses metabolisme.

Dalam kondisi tersebut, menurut Nuri Andarwulan, seorang Ahli Kimia Pangan dari Departement Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, organ tubuh yang paling mudah terganggu adalah hati yang justru berfungsi menawarkan racun dalam tubuh.

Dan bila fungsi hati yang berfungsi menawarkan racun terganggu, maka hal-hal inilah yang dapat terjadi :
  • Jaundice atau kekuningan kulit,
  • Urin yang coklat seperti teh,
  • Mual,
  • Hilang selera makan,
  • Kehilangan atau kenaikan berat tubuh yang abnormal,
  • Muntah,
  • Diare,
  • Warna tinja (feces) yang pucat,
  • Nyeri abdomen (perut) pada bagian kanan atas perut,
  • Tidak enak badan (malaise) atau perasaan sakit yang kabur,
  • Gatal-gatal,
  • Varises (pembesaran pembuluh vena),
  • Kelelahan,
  • Hipoglikemia (kadar gula darah rendah),
  • Demam ringan,
  • Sakit otot-otot,
  • Libido berkurang (gairah sex berkurang),
  • Depresi.

Oleh karena itu tips yang dianjurkan adalah selektif dalam memilih makanan. Baca label makanan secara hati-hati untuk mengetahui risiko yang ada.

Bahan-bahan lain yang harus diwaspadai adalah :

1. Bumbu dan pelengkap
Bumbu yang digunakan antara lain adalah MSG atau vetsin. Titik kritisnya adalah pada media mikrobial, yaitu media yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme yang berfungsi memfermentasi bahan baku vetsin. Sedangkan bahan pelengkap mie instan adalah bahan-bahan penggurih yaitu HVP dan yeast extract. HVP atau hidrolized vegetable protein merupakan jenis protein yang dihidrolisasi dengan asam klorida ataupun dengan enzim. Sumber enzim inilah yang harus kita pertanyakan apakah berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme. Kalau hewan tentu harus jelas hewan apa dan bagaimana penyembelihannya. Sedangkan yeast extract yang menjadi titik kritis adalah asam amino yang berasal dari hewan.

2. Bahan penambah rasa
Bahan penambah rasa atau flavor selalu digunakan dalam pembuatan mie instan. Bahan inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam, baso, barbequ, dan sebagainya. Titik kritis flavor terletak pada sumber flavor. Kalau sumber flavor dari hewan, tentu harus jelas jenis dan cara penyembelihannya. Begitupun flavor yang berasal dari rambut atau bagian lain dari tubuh manusia, statusnya adalah haram.

3. Minyak sayur
Minyak sayur menjadi bermasalah bila sumbernya berasal dari hewan atau dicampur dengan lemak hewan.

4. Solid Ingredient
Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam, bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya. Titik kritisnya tentu pada sumber hewani yang digunakan.

5. Kecap dan sambal
Kecap dan sambal pun harus kita cermati lho. Kecap dapat menggunakan flavor, MSG, kaldu tulang untuk menambah kelezatannya. Sementara sambal menggunakan emulsifier untuk menstabilkan campurannya. Emulsifier dapat berasal dari sumber hewani yang harus kita ketahui dengan jelas.

Mitos Seputar Kandung Bahan Berhaya Mie Instant

Dibalik kelezatannya banyak persepsi salah yang beredar seputar mie instant. Ikuti penjelasan Prof.Dr.F.G.Winarno, mantan Presiden Codex Dunia & Ketua Dewan Pakar PIPIMM (Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman) mengenai mie instant:

Mitos : Mie instant mengandung lilin. Oleh karena itu, ketika dimasak airnya menguning.
Fakta : SALAH. Mie instant tidak menggunakan lilin. Lilin adalah senyawa inert untuk melindungi makanan agar tidak basah dan cepat membusuk. Lilin sebenarnya ada pada makanan alami, spt apet/kubis. Kubis jika dicuci dengan air tidak langsung basah, atau apel yang jika di gosok akan mengilap. Itulah lilin yang memang diciptakan alam

Mitos : Mie instant menggunakan bahan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan.
Fakta : Dalam proses pembuatannya mie instant menggunakan metode khusus agar lebih awet, namun sama sekali tidak berbahaya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, salah satu cara pengawetan mie instant adalah deep frying yang bisa menekan rendah kadar air(sekitar 5%).

Metode lain adalah air hot drying (pengeringan dengan udara panas). Inilah yang membuat mie instant bisa awet hingga 6 bulan. asalkan kemasannya terlndung secara sempurna. Kadar air yang sangat minim ini, tidak memungkinkan bakteri pembusuk hidup apalagi berkembang biak. Malah mie instant tidak beraroma tengik serta tidak menggumpal basah.

Langkah terakhir untuk memastikan mie instant layak konsumsi adalah perhatikan dengan seksama tanggal kadaluarsanya

Mitos : Metode dua air terpisah adalah cara terbaik memasak mie
Fakta : Justru air rebusan mie pertama yang mengandung kandungan takaroten yang tinggi. Semua vitamin (dari minyak dan bumbu) yang larut dalam air terdapat dalam air rebusan pertama ketika memasak mie. Apabila air rebusan di ganti dengan air matang baru, semua vitaminnya menghilang.

Selain itu, minyaklah yang membuat mie (atau makanan lain) lebih enak. Jadi air rebusan pertama tidak perlu dibuang. Dan kandungan betakaroten juga tecoferol dalam minyak sangat berguna memenuhi kebutuhan gizi

Mitos : Penggunaan styrofoam berbahaya bagi kesehatan, apalagi jika styrofoam terkena air panas, seperti ketika memasak mie instant dalam cup.
Fakta : Styrofoam untuk mie instant cup terbukti aman di gunakan, karena telah melewati standar BPOM ( Badan Pengawas Obat dan Makanan. Cup yang dipakai mie instant adalah styrofoam khusus untuk makanan. ia memang bisa menyerap panas, ini terbukti setelah di seduh air panas, tidak terasa panas di tangan ketika dipegang.

Tetapi karena proses pressingnya memenuhi standar, tidak menyebabkan molekul styrofoam larut (rontok) bersama mie instant yang di seduh air panas. Jadi, jika selama ini khawatir dengan mie instant menempel pada cupnya ketika di seduh air panas, sematamata disebabkan tingginya kadar minyak dalam mie (sekitar 20%). Desain pun dibuat berbeda yaitu dengan menambahkan gerigi dibagian atas cup, sehingga tak langsung panas di tangan.

Selain itu, expandable polysteren yang di gunakan mie instan cp telah melewati penelitan BPOM dan Japan Environment Agency sehingga memenuhi syarat untuk mengemas produk pangan. Berdasar penelitian tsb, kemasan ini aman digunakan.

Mitos : Mie instant kenyal karena bahan bakunya adalah karet.
Fakta : Sama sekali tidak ada bahan karet dalam bahan baku mie instant. Mie instant dibuat dari bahan bahan berkualitas tinggi dan pilihan terbaik seperti tepung terigu yang sudah difotifikasi dengan zat besi, zinc, vitamin B1,B2 dan asam folat.

Begitu pula dengan bumbu, yaitu bawang merah, cabe merah, bawang putih, dan rempah-rempah. Pembuatannya pun digarap serius. Melewati proses pengeringan yang telah dipaparkan sebelumnya, seperti hot air drying atau deep frying. Karena itulah mie instan kenyal dan tidak mudah putus.

sumber:
http://www.oneearthmedia.net
http://berita-lampung.blogspot.com

Tidak ada komentar: