Sejak lama alga atau ganggang laut dikenal sebagai makanan penuh nutrisi. Tidak hanya bergizi, tetapi tanaman penghuni lautan itu ternyata juga penuh khasiat melawan penyakit. Belakangan, sejumlah penelitian mengarah pada penggunaan ganggang guna menghambat kanker.
Penanganan kanker dengan pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi hingga saat ini belum memuaskan. Kemoterapi, misalnya, tidak hanya menyerang sel kanker, tetapi juga sel sehat sehingga si sakit menderita. Adapun pembedahan dan radioterapi terbatas pada kanker yang hanya menyerang organ tertentu dan belum menyebar (metastatis).
Bahan kemopreventif sering dikatakan bertindak sebagai agen antitumor dan kebanyakan dari sumber alami: dari sayuran, buah, dan tumbuhan lain. Belakangan, alga disebut-sebut berkhasiat terhadap kanker. Alga berpotensi mencegah kanker berkembang lantaran kandungan antioksidannya, senyawa fikosianin, dan aktivitas protein peroxisome proliferator activated receptor/PPARs. PPARs merupakan kelompok protein reseptor yang bekerja dalam metabolisme sel, antara lain metabolisme karbohidrat, lipida, protein, serta pembelahan sel.
Profesor Ih-Jen Su dari Divisi Penelitian Klinis National Health Research Institutes Tainan, Taiwan, menguji coba Chlorella sorokiniana Cryptomonadales pada sel kanker kulit.
Pada penyelidikan awal, dia menggunakan eksperimen pada kulit tikus yang dicemari karsinogen kimia 7,12-dimetilbenzantrasen (DMBA). Delapan tikus percobaan dibagi ke dalam dua kelompok. Satu kelompok diberi olesan ekstrak Cryptomonadales dan kelompok lainnya tidak.
Ekstrak Cryptomonadales efektif menghambat tumor kulit yang disebabkan DMBA pada tikus di tahap awal kanker (inisiasi). Aplikasi ekstrak itu mengurangi pertumbuhan kulit papiloma. PPARs aktif bekerja dalam percobaan itu.
”Cara kerja Chlorella sorokiniana Cryptomonadales ialah secara sistemik membangun kekuatan tubuh untuk melawan berbagai gangguan,” ujar Prof Wang Shun Te dalam kunjungannya ke Indonesia beberapa waktu lalu. Guru besar Pingtung Technology University di Taiwan itu meninggalkan kampus guna meriset ganggang. Dia menemukan dan mengembangkan Chlorella sorokiniana Cryptomonadales selama 30 tahun. Produk yang dikembangkan Wang telah ada di beberapa negara, termasuk di Indonesia.
Sangat lengkap Nutrisi yang terkandung di dalam ganggang sangat lengkap. Chlorella mengandung 60 persen protein, karbohidrat, asam lemak esensial, fikosianin, klorofil, RNA, DNA, beragam vitamin, dan mineral. Sel Chlorella sangat stabil dan tidak akan berubah bentuk. Cryptomonadales, menurut Wang, merupakan mutu terbaik dari jenis Chlorella sorokiniana.
Sejumlah peneliti dari Fakulti Perubatan Pusat Perubatan Universiti Kebangsaan Malaysia juga tertarik meneliti khasiat ganggang.
Mereka mengkaji antioksidan dan antitumor Chlorella vulgaris terhadap kanker hepar dalam kajian in vivo dan in vitro. Penelitian itu menggunakan tikus Wistar jantan yang dipaparkan kanker hepar. Hasil penelitian dimuat dalam Sains Malaysiana pada tahun 2009.
Hasil penelitian menunjukkan, kemampuan Chlorella vulgaris menurunkan kadar proliferasi serta memengaruhi apoptosis sel kelenjar kanker hati (hepar) yang dibuktikan dengan pemaparan protein proapoptosis. Mekanisme kemopreventif Chlorella vulgaris antara lain dengan memengaruhi apoptosis melalui protein penindas tumor.
Hasil studi itu menyebutkan, apoptosis atau kematian sel secara terancang merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan homeostasis, yakni kemampuan tubuh mengatur lingkungan internal tetap stabil dan berfungsi di bawah perubahan yang terjadi. Tidak hanya untuk fungsi normal tubuh, tetapi juga respons tubuh terhadap patologi seperti kanker. Apoptosis amat diperlukan untuk menyingkirkan sel termutasi yang mengalami kerusakan DNA guna mengurangi pembentukan lesi praneoplasia seperti yang berlaku pada kanker hepar. Apoptosis sangat diperlukan untuk memusnahkan sel kanker dan mengembalikan proses pertumbuhan sel tubuh ke tahap yang lebih normal.
Di samping itu, dengan kandungan antioksidan yang tinggi, Chlorella mampu mencegah terjadinya inflamasi atau peradangan akibat radikal bebas. Chlorella vulgaris menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi.
Dokter Yekti H Effendi S Ked dari Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor mengatakan, ganggang hijau meningkatkan imunitas nonspesifik dan spesifik. Asam nukleat pada ganggang hijau berperan membentuk daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit.
Penelitian bersama sejumlah peneliti dari Rumah Sakit Karya Bhakti Bogor, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) cabang Bogor, dan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, juga Yekti beberapa waktu lalu menyimpulkan bahwa asupan Chlorella mempercepat kesembuhan penderita demam berdarah dengue.
Yekti mengatakan, orang dewasa perlu sekitar 20 gram per hari. Sejauh ini, tidak ada efek samping mengonsumsi makanan itu sepanjang produk tidak tercemar atau terpapar bahan berbahaya lain.
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar