Tak banyak orang yang mengetahui sejak kapan seksualitas bayi mulai muncul. Ternyata seksualitas ini sudah muncul sejak janin masih berada di dalam kandungan. Terbukti dengan janin laki-laki yang bisa ereksi sejak di kandungan.
Seksualitas pada bayi adalah sistem respons biologis dan psikis dalam menanggapi rangsangan oleh diri sendiri dan orang lain, sehingga mendorong janin untuk mencari tahu atau bahkan memulai suatu keintiman.
Seperti dikutip dari Electronic Journal of Human Sexuality, Jumat (11/6/2010) perkembangan seksual sudah dimulai sejak di dalam rahim dan alat kelamin ini sudah mulai berkembang setelah usia kehamilan 6 minggu (1,5 bulan).
Salah satu sistem sensorik di tubuh yang berfungsi sejak awal adalah kulit dan mulai berfungsi selama tahap perkembangan embrio, sehingga janin sudah bisa memberikan tanggapan atau respons.
Pada awal usia kehamilan 16 minggu (4 bulan), respons ereksi dari janin laki-laki sudah bisa dilihat saat sang calon ibu memeriksakan kandungan dengan USG (ultrasonografi). Namun bukan berarti semua janin bisa terlihat sedang ereksi saat di USG.
Hal ini diasumsikan akan sama untuk janin perempuan yang mengalami pelumasan dan ereksi klitoris sejak usia awal kandungan. Pada bayi laki-laki yang baru lahir, ereksi spontan bisa tetap terjadi saat bayi sedang tidur atau saat sedang terjaga.
Bayi laki-laki bisa mengalami ereksi sejak di kandungan hingga berusia satu tahun, misalnya saat dimandikan, disusui atau digendong.
Tak heran jika banyak ibu yang heran melihat alat kelamin bayi laki-laki yang sedang ereksi saat di mandikan. Kondisi seperti itu menurut para ahli sangat alami dan tidak perlu dikhawatirkan.
Ereksi pada bayi atau janin di dalam kandungan adalah sesuatu yang normal dan tidak perlu dicemaskan. Hal ini karena penis adalah suatu organ yang terdiri dari pembuluh darah dan sangat sensitif terhadap suatu rangsangan.
Pada intinya semua bayi laki-laki akan mengalami ereksi dari waktu ke waktu. Beberapa bayi terkadang mengalami ereksi yang jauh lebih sering dibandingkan dengan bayi lainnya.
detikhealth.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar