19 Juni 2010

Viagra Perempuan Bisa Menyebabkan Depresi, Pusing Bahkan Pingsan

Pil berwana pink yang didesain untuk meningkatkan gairah seksual perempuan ternyata memberi dampak jangka pendek dalam dua penelitian.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mempertimbangkan terhadap penggunaan obat buatan Boehringer Ingelheim bagi perempuan premenopause yang melaporkan kesenjangan hasrat seksual, sebuah pangsa pasar bagi produsen obat-obatan mengikuti kesuksesan Viagra bagi pria.

Obat ini dikenal dengan nama 'Viagra Perempuan’ yang terbukti sulit dipahami meskipun di beberapa jenis obat-obatan menunjukkan hasil yang cukup memuaskan.

FDA akan bertanya kepada beberapa ahli mengenai keselamatan dan efektivitas obat ini. Namun badan tersebut tidak diwajibkan mengikuti saran dari para ahli ini.

Dalam laporan online, FDA mengatakan bahwa dua studi Boehringer menunjukkan kegagalan soal peningkatan secara signifikan soal hasrat seksual berdasarkan laporan beberapa perempuan di jurnal harian.

Beberapa peremuan diminta menggunakan obat ini dan melaporkan sedikit sekali penambahan kepuasan seksual. Namun FDA mengatakan bahwa ini bukan ukuran utama dari hasil studi ini.

"Divisi ingin melihat efek pengobatan dalam keseluruhan peningkatan pelepasan hasrat seksual daripada hanya sekadar kegiatan seksual itu terjadi atau tidak," ujar pihak FDA.

FDA juga memberi catatan adanya peningkatan dampak seperti depresi, pingsan, dan pusing di dalam diri perempuan yang mengkonsumsi pil berwana merah jambu ini.

Obat yang masuk dalam keluarga antidepresan ini berdampak pada beberapa unsur di otak, meskipun belum dapat dijelaskan bagaimana peningkatan seksual ini terjadi.

"Kami tidak mengetahui secara jelas mekanisme dari tindakan ini, namun kami percaya ini berkaitan dengan unsur kimia pada otak yang berkaitan dengan respon seksual manusia," ujar Dr Peter Piliero, direktur eksekutif dari pihak medis Boehringer di AS.

Dr. Elizabeth Kavaler, ahli saluran kemih di rumah sakit Lenox Hill, New York, mengatakan gairah pada wanita begitu rumit sehingga mungkin tidak realistis untuk mengharapkan pil itu dapat benar-benar mengatasi masalah seksual.

"Ini merupakan wilayah cukup rumit, tidak seperti pada disfungsi seksual pria di mana ada kekhawatiran mekanisme yang besar," kata Kavaler. "Pada wanita tidak ada kekhawatiran mekanis, jadi jika dia tidak memiliki kehidupan seks yang sukses, di mana masalahnya?"

Pendekatan medis untuk meningkatkan libido wanita telah berevolusi dari waktu ke waktu. Awalnya, perawatan hanya bertujuan meningkatkan aliran darah ke alat kelamin, mirip dengan Viagra. Namun selanjutnya berfokus pada peningkatan hormon, termasuk testosteron yang terkait dengan minat seksual. Flibanserin adalah obat pertama untuk mendekati persoalan melalui kimia otak.

FDA telah menyetujui perangkat genggam yang tidak biasa yang dapat meningkatkan aliran darah ke klitoris untuk meningkatkan gairah seksual. Tapi sejauh ini semua terapi obat hanya berdampak jangka pendek.

Analis dari Decision Resources, Alasdair Milton mengatakan ia mengharapkan penjualan flibanserin hingga US$300 juta (Rp2,7 triliun) setelah enam tahun atau lebih di pasar. Sebagai perbandingan, obat disfungsi seksual laki-laki termasuk Viagra, Cialis dan lain-lain mencapai penjualan US$4,4 miliar (Rp40,4 triliun) pada tahun lalu.

Inilah.com

Tidak ada komentar: