Kopi jenis unggul yang dikembangkan petani Bali dengan menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan, kini menjadi mata dagangan yang sangat diminati konsumen mancanegara.
"Pengusaha mancanegara, termasuk dari Prancis sanggup membeli kopi ramah lingkungan dalam jumlah besar, dan mereka sempat melihat langsung dari dekat proses produksi yang dilakukan petani kopi di Pulau Dewata," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali Made Sudharta di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, sejumlah eksporter kopi dari mancanegara dalam menikmati liburan di Bali melihat dari dekat proses produksi tanaman kopi ramah lingkungan di Desa Belantih, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Desa Belantih, sekitar 65 km timur laut Denpasar merupakan salah satu sentra pengembangan kopi terbesar di Bali. Daerah tersebut memiliki hawa sejuk serta panorama alam yang indah.
Memasuki tahun 2010 tercatat tiga rombongan pembeli kopi masing-masing dari Australia, Belanda dan Prancis berkunjung ke Desa Belantih.
Made Sudharta menjelaskan, untuk selama 2009 tercatat lima rombongan pengusaha Australia, Amerika, Belanda dan China memesan matadagangan kopi sambil menikmati panorama alam pedesaan yang tidak jauh dari obyek wisata Kintamani dengan panorama alam Gunung Batur.
Petani kopi yang terhimpun dalam subak abian Desa Belantih telah mengantongi sertifikasi organik, karena matadagangan kopi yang dihasilkan ramah lingkungan, bebas dari penggunaan zat kimia.
Adanya sejumlah pengusaha mancanegara berkunjung ke sentra pengembangan kopi tersebut, menurut Made Sudharta, pihaknya ingin menjadikan sentra-sentra pengembangan kopi dan 50 unit pola pengembangan tani terintegrasi di daerah ini menjadi objek wisata agro berbasis sistem pertanian terintegrasi (simantri).
"Dari 50 lokasi itu yang paling siap menjadi obyek wisata dan dikunjungi wisman adalah pertanian terintegrasi di Desa Belantih," ujar Made Sudharta.
Jajaran Dinas Perkebunan Bali bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) serta pemkab/pemkot se-Bali sedang melakukan kemasan pariwisata simanteri.
Rintisan tersebut sebagai upaya memperkenalkan objek wisata alternatif ramah lingkungan berbasis pertanian, di samping objek-objek wisata andalan yang selama ini telah dikenal masyarakat dunia internasional.
Bali selama 2009 menerima kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 2,22 juta orang meningkat 13,27 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 1,96 juta orang.
antaranews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar